Senin, 08 September 2014

Bioteknologi pada proses Hibridisasi pada tanaman Anggrek

POTENSI ANGGREK DENDROBIUM DALAM MENINGKATKAN VARIASI DAN KUALITAS DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN SERTA PENAMBAHAN KOLKHISIN, BAP DAN NAA

 Abstrak
 Dendrobium merupakan genus anggrek terbesar dan famili Orchidaceae. Genus anggrek ini merupakan kekayaan sumber daya genetik Indonesia yang banyak terdapat di kawasan timur, seperti Papua dan Maluku. Namun, sumber daya genetik tersebut belum dimanfaatkan secara optimal sebagai tetua dalam persilangan untuk menghasilkan keturunan yang memiliki karakteristik sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Dari 20 seksi Dendrobium, baru dua seksi yang digunakan sebagai induk silangan, yaitu seksi Phalaenanthe dan Ceratobium atau Spatulata. Dalam penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas Anggrek Dendrobium hibrida dengan perlakuan pemberian kolkhisin. Kata kunci: Dendrobium, persilangan, pemberian kolkhisin 

PENDAHULUAN 
Anggrek alam atau anggrek hutan biasanya dikenal sebagai anggrek spesies. Anggrek-anggrek spesies ini tumbuh secara alami di tempat-tempat yang tidak dipelihara oleh manusia. Anggrek-anggrek spesies ini memegang peranan penting sebagai induk persilangan (Sarwono, 2002).    Sejak awal keberadaannya tanaman Anggrek telah menarik berbagai kalangan, seperti ahli botani, peneliti, masyarakat. Tanaman Anggrek adalah tanaman hias yang memiliki keindahan bunga yang khas dengan warna, dan bentuk bunga yang beragam. Tanaman Anggrek juga salah satu komoditas penting bernilai ekonomi tinggi dalam industri holtikultura. Secara Taknosomi, anggrek termasuk tanaman berbiji tertutup yang berasal dari famili Orchidaceae. Perbaikan genetik dilakukan untuk menambah keragaman karakteristik tanaman anggrek dan untuk memenuhi persyaratan tentang kualitas anggrek tersebut, baik secara konvensional maupun inkonvensional. Secara konvensional dilakukan dengan cara persilangan atau mengawinkan bunga dengan cara meletakkan pollen pada stigma. Hasil dari persilangan adalah terjadinya proses pembentukan buah dan biji (Darmono,2003). Secara inkonvensional yaitu seleksi mutan, produksi tanaman homozigot, hibridisasi somatik, transfer gen, atau perbaikan varietas (Widiastoety, 2001). Perbaikan varietas anggrek Dendrobium secara inkonvensional dapat dilakukan dengan cara penggandaan kromosom menggunakan kolkhisin. Kolkhisin merupakan salah satu reagen untuk mutasi yang menyebabkan terjadinya poliploid dimana organisme memiliki tiga atau lebih kromosom dalam sel-selnya, sedangkan sifat umum dari tanaman poliploid ini adalah menjadi lebih kekar, bagian tanaman lebih besar (akar, batang, daun, bunga, dan buah), sehingga nantinya sifat-sifat yang kurang baik akan menjadi lebih baik tanpa mengubah potensi hasilnya (Hieter & Griffiths,1999). Menurut Suryowinoto (1991), Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue cultur, weefsel cultur, atau gewebe kultur. Kultur sendiri berarti budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Maka Kultur jaringan adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat sperti induknya. (Sriyanti dan Wijayani, 1994).Poliploidi pada tumbuhan dapat terjadi secara alami atau buatan. Poliploidi yang sengaja dibuat menggunakan zat-zat kimia tertentu, salah satunya adalah kolkhisin. Zat kimia ini paling banyak digunakan dan efektif karena mudah larut dalam air (Suryo, 1995). Hayer dan Gardner (1955) cit. Jauhariana (1995) menyatakan bahwa konsentrasi kolkhisin yang digunakan bervariasi dari 0,0006% sampai 1,0% dengan lama perendaman 1-6 hari, tergantung jenis benihnya. Benih yang lambat berkecambah umumnya memerlukan waktu yang lama. Adrian et al. (1965) cit. Jauhariana (1995) menyatakan pada umumnya kolkhisin efektif pada kadar 0,01%-1,0%. Oleh karena itu, pada percobaan-percobaan poliploidisasi digunakan kadar-kadar larutan kolkhisin tertentu, dari kadar terendah sampai tertinggi, sehingga diperoleh kadar optimum untuk mendapatkan tanaman poliploid dengan produksi tertinggi.    Pada tanaman anggrek, pemberian kolkhisin merupakan teknik membuat bunga anggrek raksasa atau berukuran lebih besar dari keadaan normalnya (Sandra, 2003). Hasil penelitian Soedjono dan Suskandari (1996) tentang pengaruh waktu perendaman dan konsentrasi kolkhisin terhadap pertumbuhan protokorm anggrek Dendrobium jayakarta menunjukkan bahwa waktu perendaman yang lebih lama dengan konsentrasi kolkhisin yang lebih tinggi memberikan nilai ketegaran protokorm yang lebih tinggi pula.
    
 PEMBAHASAN   

Dalam teknik perbanyakan tanaman Anggrek dengan cara kultur jaringan dibutuhkan suatu keahlian khusus, ketelitian dan kecermatan untuk mengurangi kegagalan. Perbanya
kan Anggrek secara kultur jaringan melliputi 7 tahap : Persiapan botol, pembuatan media, Sterilisasi ( Alat,bahan, media), pemilihan eksplan, penanaman eksplan, pengakran, dan aklimatasasi.Teknik kultur jaringan Anggrek melalui biji (seksual) dilakukan dengan alasan biji tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan) atau biji berukuran sangat kecil, Selain itu pada teknik kultur jaringan ini bertujuan untuk keseragaman bibit dalam jumlah besra dalam waktu yang relatif singkat. Ketika sudah diperbanyak maka yang harus diperhatikan adalah kualitasnya, tentu untuk meningkatkan kualitas bunga Anggrek ini harus diberikan atau ditambah sejumlah zat-zat sebagai penunjang pertumbuhan serta kualitasnya, zat tambahan tersebut berupa Kolkhisin, BAP ( Benzyl Amino Purine) dan NAA ( Naftalen Asam Asetat). Penambahan Kolkhisin Pada Penambahan atau pemberian Kolkhisin teknik yang dilakukan adalah perendaman. Perendaman dilakukan dengan waktu yang paling efektif adalah 6 jam. Kolkhosin dapat mengubah jumlah kromosom dalam sel, Kromoson ini akan melipatgandakan kromosom sehingga pada perlakuan penambahan Kolkhosin tampak bahwa bunga semakin besar dan tebal dari keadaan normalnya, selain itu warna bunga lebih indah dan lebih halus. Penambahan BAP dan NAA Pemberian BAP sangat berpengaruh terhadap jumlah tunas yang terbentuk, Semakin tinggi jumlah konsentrasi BAP yang diberikan maka tinggi tanaman semakin meningkat tetapi pertambahan jumlah tunas dan akar semakin kecil.Pada Pemberian NAA sangat berpengaruh terhadap jumlah tunas yang terbentuk, dan jumlah akar. Semakin konsentrasi NAA maka jumlah akar dan tunas semakin meningkat, tetapi pertambahan tinggi tanaman semakin kecil. Gambar 20. Anggrek Dendrobium yang tumbuh dengan baik dan sudah berbunga. 
     
 PENUTUP 
   
Potensi Anggrek Dendrobium dalam meningkatkan variasi dan kualitas dengan teknik kultur jaringan serta penambahana kolkhisin, BAA dan NAA adalah salah satu cara pembudidayaan dan cara memperbanyak tanaman Anggrek itu sendiri dengan teknik yang sederhana dan mudah. Sehingga tanaman Anggrek mempunyai populasi yang banyak, karena kita ketahui bahwa tanaman Anggrek adalah tanaman hias yang memiliki keindahan bunga yang khas serta menjadi salah satu komoditas penting bernilai ekonomi tinggi pada industri holtikultura.Untuk membudidayakan serta memperbanyak tanaman anggrek dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu teknik kultur jaringan menggunakan media, selain memperbanyak untuk meningkatkan kuallitas dari tanaman anggrek dapat dilakukan penambahan suatu zat kimia untuk mendorong pertumbuhan serta kualitas tunas,bunga,daun,batang menjadi sangat meningkat. Cara ini sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan.    

DAFTAR PUSTAKA 

 pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3293104.pdf portalgaruda.org/download_article.php?article=14787&val=975 agrisci.ugm.ac.id/vol11_1/no3_dendrobium.pdf prints.uns.ac.id/4536/1/101501109200908151.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15537/1/kpt-des2005-%20%287%29.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar